Rasanya semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Dirimu hadir membawa perubahan dalam kehidupanku. Hitam-Putih kehidupanku dan penuh liku kini menjadi seakan akan menjadi jalan lurus penuh warna. Entahlah, perasaan ini selalu tumbuh melebihi batasku.
Aku takut kehilanganmu. Jika dirimu tak disampingku aku akan merasakan ada sesuatu yang kurang. Tapi.. entah kenapa sikapmu selalu membuat aku bertanya-tanya. Seringkali kali sikapmu seakan-akan merespon perasaanku. Dan seringkali tidak samasekali. Bagiku, ketika kamu menatap aku, seakan-akan tatapan mata itulah yang berbicara.
Jika kamu menjauh, aku selalu bertanya pada diriku sendiri. Apakah ada kesalahan antara aku dan kamu?? Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu selalu sibuk memikirkan mantan tersayangmu itu. Tetapi salahkah aku? jika aku seringkali menjatuhkan airmata karenamu??
Sekian lama aku memendam rasa yang tak kunjung kau sadari. Kamu selalu menghilang dari tatapanku. Dirimu seakan-akan menjauh dariku. Tetapi kenapa? Lihatlah aku disini yang hanya bisa terdiam membisu memikirkan perilakumu yang semakin hari seakan-akan menjauh dariku. Aku tak berhak bertanya 'kenapa?' jika kau terus tulikan telinga. Aku juga tak mungkin bisa mengatakan rindu, jika berkali-kali kau ciptakan jarak yang menjauh. Aku tak bisa apa-apa selain memandangimu dan membawa-bawa namamu dalam percakapan panjangku dengan Tuhan.
Apakah aku tak boleh merasakan bahagia bila bersamamu?? Terlalu banyak pertanyaan yang ingin ku utarakan padamu. Tapi aku yakin kamu akan bersifat tak mau tahu soal perasaanku ini.
Aku menyayangimu yang belum tentu menyayangiku. Aku mengagumimu yang belum tentu paham dengan perasaanku.
Akhirnya, kini aku sadar. Aku bukan siapa-siapa di matamu. Aku yang hanya bisa berharap lebih dari seorang teman ternyata salah. Kamu benar, kita emang pantas disebut TTM (Teman Tapi Mesra) dan sahabat. Salahkah aku jika perasaanku tumbuh melebihi batas kewajaran?? Aku menyayangimu tidak hanya sebagai teman ataupun sahabat ataupun TTM, tetapi juga sebagai orang yang berpengaruh dalam kehidupanku. Kau yang selalu membuat aku tersenyum dan tertawa.
Namun, semua jauh dari harapku selama ini. Harapanku sia-sia. Mungkin aku yang terlalu banyak berharap. Aku tak menyadari posisiku dan tak menyadari bahwa posisimu sangat jauh dariku. Akulah yang bodoh!!
Kini, dirimu bisa tenang. Tak perlu kamu memperhatikanku lagi. Aku tak akan memperhatikanmu lagi, takkan mengganggumu lagi. Aku akan berusaha sebisaku untuk merelakan apa yang tak bisa kumiliki. Aku sudah terbiasa tersakiti, jadi bersikaplah sewajarnya, tanpa ada rasa bersalah. Dan, kamu pasti takkan sadar, jikalau aku selalu berbohong ketika aku berkata 'Aku tak apa'
Menjauhlah dariku, lakukan aktivitasmu kembali tanpa adanya diriku. Hiduplah di masa lalu dimana waktu itu aku tak hadir dalam kehidupanmu. Emang pada dasarnya aku sendiri dan sangat kesepian. Tetapi, di sanalah aku terobati atas sakitnya pengharapanmu selama ini. Tetapi, ditempat itu, aku tidak akan pernah menemui seseorang sepertimu.